TIMES MAKASSAR, JAKARTA – Memasuki hari kelima kedatangan jemaah haji Indonesia di Madinah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi melaporkan bahwa hingga Selasa (6/5/2025) pukul 06.00 waktu setempat, sebanyak 87 kelompok terbang (kloter) telah tiba.
Total jemaah yang mendarat mencapai 33.831 orang dari total 203.320 jemaah haji reguler yang direncanakan.
Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M. Hanafi, memastikan seluruh layanan yang diberikan kepada jemaah berjalan sesuai rencana. Hal itu disampaikannya usai rapat koordinasi dengan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah, Kadaker Bandara, para kepala sektor, serta tim Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah pada Senin malam (5/5/2025).
"Alhamdulillah, selama lima hari operasional haji berlangsung, layanan berjalan lancar. Mulai dari penyambutan, penginapan, transportasi, hingga konsumsi, semua berjalan dengan baik," ujar Muchlis.
Ia menambahkan bahwa jika ada kendala teknis di lapangan, para petugas langsung sigap menangani. “Mereka sudah sangat berpengalaman dan tahu bagaimana bersikap dalam situasi darurat,” jelasnya.
Namun, Muchlis mengakui bahwa penyelenggaraan haji tahun ini menghadirkan dinamika baru. Untuk pertama kalinya, satu kloter bisa terdiri dari jemaah yang dilayani oleh lebih dari satu syarikah atau penyedia layanan. Dari 55 kloter yang lebih dulu tiba, hanya 13 yang berasal dari satu syarikah secara utuh.
Delapan syarikah telah ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi untuk melayani jemaah haji Indonesia tahun ini, yaitu Al Bait Guests, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Al Rifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad. Setiap syarikah melayani antara 11.000 hingga 36.000 jemaah, mencakup kebutuhan akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pergerakan selama puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Perbedaan penyedia layanan dalam satu kloter menjadi tantangan tersendiri dalam hal koordinasi. Namun, Muchlis menegaskan bahwa kerja sama dengan para syarikah berlangsung baik dan jemaah tetap mendapat pelayanan optimal.
Ia juga menyampaikan bahwa fase paling krusial akan terjadi pada saat perpindahan jemaah dari Madinah ke Mekkah yang dijadwalkan mulai 10 Mei mendatang. “Faktor pergerakan menjadi penentu suksesnya ibadah haji, terutama saat Armuzna. Oleh karena itu, kami terus menjalin koordinasi erat dengan Kementerian Haji Arab Saudi dan para syarikah untuk memastikan semuanya berjalan lancar,” tegasnya.
Muchlis juga menekankan pentingnya pendampingan bagi jemaah yang tidak sekloter penuh, terutama jika hanya satu atau dua orang yang berasal dari syarikah berbeda.
Dengan arus kedatangan yang masih akan terus berlangsung, skema multi-syarikah ini menjadi ujian awal kekompakan dan kesiapan petugas haji di lapangan. Namun, PPIH optimistis bahwa melalui kerja sama yang solid dan pengalaman para petugas, seluruh tantangan dapat diatasi tanpa mengurangi kenyamanan dan keamanan para jemaah. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: 87 Kloter Haji Tiba di Madinah Capai, PPIH Pastikan Layanan Berjalan Lancar
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |