TIMES MAKASSAR, JAKARTA – Tentara Korea Utara (Korut) yang 'di-charter' Rusia untuk berperang menghadapi Ukraina mulai berguguran, dan setidaknya 100 orang tentara kiriman Kim Jong-un itu tewas.
"Badan intelijen Korea Selatan (Korsel), tadi (Kamis) mengatakan, sedikitnya 100 tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia untuk bertempur di Ukraina tewas dan 1.000 lainnya terluka," kata seorang anggota parlemen Korea Selatan.
Direktur Badan Intelijen Nasional Korea Selatan. Cho Tae-yong, Kamis (19/12/2024) pagi tadi mengadakan pertemuan tertutup dengan anggota parlemen di Majelis Nasional di Seoul
Dalam pengarahan tertutup kepada komite intelijen parlemen, Badan Intelijen Nasional (NIS) juga mengatakan militer Rusia telah mengeluh bahwa pasukan Korea Utara tidak memiliki kemampuan tanggap pesawat tak berawak terutama saat mereka dimobilisasi sebagai pasukan penyerang di garis depan.
Menurut NIS, sekitar 11.000 tentara Korea Utara yang dikerahkan di wilayah Kursk mulai dimobilisasi ke pertempuran sebenarnya pada bulan Januari dan Februari.
Badan intelijen tersebut juga mengatakan telah mendeteksi tanda-tanda, bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sedang melakukan persiapan untuk melatih pasukan operasi khusus yang akan dikirim ke Ukraina.
Nasib Miris Tentara Korut
Beberapa hari lalu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy membagikan video tentara Rusia yang diduga membakar tentara Korut yang terbunuh.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kemudian membagikan video yang diklaimnya, bahwa seorang tentara Rusia sedang membakar jenazah seorang tentara Korea Utara yang tewas dalam pertempuran melawan Ukraina.
Disitu ia mengatakan, bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk menyembunyikan keberadaan pasukan Korea Utara yang bertempur bersama Rusia.
Volodymyr Zelenskyy menyampaikan klaim tersebut dalam sebuah video yang diunggahnya ke media sosial pada Selasa (17/12/2024).
Video tersebut berisi rekaman yang memperlihatkan mayat yang tampak terbakar sebagian, dengan subjudul bahasa Inggris "Rusia mencoba menyembunyikan wajah tentara Korea Utara bahkan setelah kematian."
Video berdurasi 30 detik itu juga menampilkan close-up seorang tentara yang diduga berasal dari Korea Utara dan rekaman lain juga memperlihatkan seorang tentara berwajah Asia berkata ke arah kamera, "Tidak, tidak".
Sementara sosok lain berkata di latar belakang, "Katakan padanya untuk memakai topeng. Pakai topengnya."
Zelensky mengecam militer Rusia karena mengerahkan pasukan Korea Utara dan berusaha menyembunyikan kehadiran mereka, dengan mengatakan bahwa Moskow harus bertanggung jawab atas "pertunjukan tidak hormat" tersebut.
"Rusia tidak hanya mengirim pasukan Korea Utara untuk menyerbu posisi Ukraina, tetapi juga mencoba menyembunyikan korban jiwa rakyat ini. Dan sekarang, setelah pertempuran pertama dengan prajurit kita, Rusia mencoba… untuk secara harfiah membakar wajah prajurit Korea Utara yang tewas dalam pertempuran," katanya.
Perilisan video tersebut terjadi di tengah kekhawatiran atas meningkatnya kerja sama militer Rusia dan Korea Utara serta kritik bahwa pasukan Korea Utara yang dikerahkan akan digunakan sebagai "umpan meriam" dalam perang.
Pada hari Sabtu, badan intelijen pertahanan Ukraina mengatakan, sekitar 200 tentara Rusia dan Korea Utara diperkirakan tewas saat bertempur dalam satuan gabungan melawan pasukan Ukraina. Badan tersebut tidak menyebutkan jumlah korban dari masing-masing pihak.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan pada hari Senin bahwa Amerika Serikat yakin Korea Utara telah menderita kerugian pasukan yang "signifikan", yang menandai pertama kalinya Washington secara terbuka mengonfirmasi kematian warga Korea Utara selama perang Rusia melawan Ukraina. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tentara Korut di Rusia Berguguran, Setelah Mati Pun Nasibnya Miris
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |