TIMES MAKASSAR, MAKASSAR – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 858 jiwa di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, masih berada dalam kondisi terisolasi. Hal ini disebabkan oleh tanah longsor yang telah memutus akses jalan penghubung antardesa sejak Jumat (26/9/2025) lalu.
"Hingga Sabtu (27/9/2025) belum ada jalur alternatif yang bisa dilalui warga. Hujan yang masih mengguyur juga menghambat upaya penanganan,” jelas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dari Jakarta pada Senin (29/7/2025).
Abdul menyampaikan bahwa tujuh dusun di Desa Leppangeng, Kecamatan Pitu Riase, menjadi kawasan yang terdampak langsung oleh longsoran yang terjadi pada Jumat (26/9/2025) sekitar pukul 08.05 WITA. Material tanah yang longsor tidak hanya menutup jalur transportasi, tetapi juga mengisolasi warga setempat.
Meskipun ratusan jiwa terputus aksesnya, BNPB memastikan tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa ini. Saat ini, tim gabungan petugas dan warga lokal masih terus berupaya membersihkan material longsor dengan peralatan sederhana.
"Pembersihan dilakukan menggunakan cangkul dikarenakan medan longsor yang curam," ungkap Abdul.
Lebih lanjut, Abdul memaparkan bahwa kejadian ini berlangsung dalam kondisi atmosfer yang dipengaruhi beberapa sistem tekanan rendah di belahan bumi utara, termasuk keberadaan Siklon Tropis Bualoi yang memicu curah hujan tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.
Menyikapi kondisi tersebut, BNPB mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan deras yang dapat memicu tanah longsor dan banjir. Masyarakat juga dihimbau untuk senantiasa mengikuti informasi terbaru dari BMKG dan BPBD setempat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: 858 Warga Sidenreng Rappang Terisolasi akibat Tanah Longsor, Akses Jantar Desa Terputus
Pewarta | : Antara |
Editor | : Faizal R Arief |