TIMES MAKASSAR, JAKARTA – Selama bulan Ramadan, umat Muslim yang menjalani pengobatan jangka panjang dan ingin tetap berpuasa mungkin perlu menyesuaikan dosis obat mereka. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker agar penggunaan obat tetap aman dan efektif.
Mengapa Konsultasi Sebelum Ramadan Penting?
Berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum Ramadan dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya:
- Penyesuaian dosis dan jadwal konsumsi obat agar sesuai dengan waktu puasa.
- Mencegah efek samping dan kegagalan pengobatan akibat penggunaan obat yang tidak tepat.
Panduan Mengonsumsi Obat Selama Ramadan
1) Jika Anda Mengalami Penyakit Akut
Bagi yang mengalami penyakit mendadak seperti flu, atau demam selama Ramadan, tidak diwajibkan untuk berpuasa. Anda dapat mengganti puasa di hari lain setelah sembuh dan tidak lagi mengonsumsi obat.
2) Jika Anda Mengonsumsi Obat untuk Penyakit Kronis
Jika Anda menjalani pengobatan rutin untuk kondisi kronis, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum Ramadan guna menyesuaikan dosis obat. Perhatikan juga kapan obat harus dikonsumsi, terutama jika penggunaannya berkaitan dengan makanan.
Obat untuk Diabetes
Penelitian menunjukkan bahwa kadar gula darah pasien cenderung lebih rendah selama Ramadan. Oleh karena itu, dosis obat diabetes mungkin perlu dikurangi agar tidak menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah).
Obat Pengencer Darah
Pasien yang mengonsumsi warfarin, obat pengencer darah, sering mengalami perubahan tingkat kekentalan darah selama Ramadan akibat perubahan pola makan dan gaya hidup.
Menurut penelitian, efek warfarin dapat dipengaruhi oleh konsumsi vitamin K, yang banyak terdapat dalam sayuran hijau dan makanan lain seperti mayones. Oleh karena itu, keseimbangan kekentalan darah harus dijaga agar tidak terlalu kental (meningkatkan risiko pembekuan darah) atau terlalu encer (meningkatkan risiko pendarahan).
Untuk itu, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis obat dan memantau pasien yang menjalani puasa sambil mengonsumsi warfarin.
Bagaimana Dosis Obat Dapat Disesuaikan?
Agar pasien tetap dapat menjalankan puasa dengan aman, dokter atau apoteker dapat membantu menyesuaikan:
- Waktu konsumsi obat (misalnya, saat sahur dan berbuka).
- Jumlah dosis harian agar tetap efektif.
- Jarak antar dosis sesuai kebutuhan.
- Total dosis harian yang aman dikonsumsi selama puasa.
Penting!
Jangan mengubah dosis obat sendiri tanpa konsultasi dengan dokter atau apoteker. Mengubah dosis tanpa pengawasan medis dapat memengaruhi efektivitas dan keamanan obat. Selalu cari saran medis sebelum melakukan penyesuaian jadwal atau dosis obat selama Ramadan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Tips Mengonsumsi Obat Selama Puasa Ramadan
Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |