TIMES MAKASSAR, MAKASSAR – Senior Manager Pupuk Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara (Sulseltengbatra), Sukodim mengatakan, penguatan layanan pupuk bersubsidi akan menopang produktivitas dan ketahanan pangan di Sulawesi Selatan, sekaligus nasional.
"Provinsi Sulsel sebagai salah satu lumbung pangan nasional tidak terlepas dari dukungan sarana produksi (saprodi), khususnya pupuk bersubsidi," kata Sukodim di Makassar, Selasa (30/12/2025).
Menurut dia, kegigihan petani Sulsel dalam mengelola lahan pertanian hingga menghadirkan hamparan sawah hijau turut ditopang oleh penguatan layanan dan pengawasan pupuk bersubsidi agar tepat sasaran dan tepat waktu.
Dijelaskan, pupuk bukan sekadar sarana produksi, tetapi menjadi penentu keberhasilan musim tanam. Karena itu, pengawalan distribusi pupuk bersubsidi menjadi sangat penting.
Menurut Sukodim, Sulsel sebagai daerah penyangga pangan nasional memperoleh alokasi pupuk bersubsidi yang cukup besar. Pada 2025, alokasi pupuk bersubsidi untuk Sulsel mencapai sekitar 922.370 ribu ton, atau meningkat 11 persen dibandingkan alokasi tahun 2024.
Hal itu karena Pupuk Indonesia mendukung penuh program pemerintah terkait swasembada pangan. Pihaknya juga berterima kasih atas kebijakan penurunan harga pupuk ke petani melalui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang turun sekitar 20 persen.
Dia berharap, dengan harga pupuk yang lebih murah, petani bisa membeli pupuk sesuai dosis rekomendasi,sehingga produktivitas dan keuntungan petani meningkat.
Keberhasilan produksi pertanian di Sulsel tercermin dari rata-rata hasil panen padi yang mencapai 6 hingga 9 ton per hektare.
Capaian tersebut didukung pengawalan ketat dari Pupuk Indonesia bersama tim pendamping teknis di lapangan, sehingga pupuk dapat digunakan tepat waktu dan sesuai dosis.
Kebijakan pemerintah menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sekitar 20 persen mendapat sambutan positif dari petani.
Salah seorang petani di Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Sulsel, Muh Sukri mengatakan, dengan adanya subsidi yang baru, harga pupuk sekarang sekitar Rp90 ribu per zak, sebelumnya harus ditebus di atas Rp120 ribu per zak.
"Dengan HET pupuk bersubsidi yang baru ini petani sangat diuntungkan. Kami berterima kasih kepada pemerintah, khususnya Menteri Pertanian, karena sebelumnya harga pupuk sangat tinggi dan Alhamdulillah tahun ini sudah mulai turun,” ungkapnya.
Dengan penguatan layanan pupuk bersubsidi yang terjangkau, tepat sasaran, dan transparan, sekitar 934 ribu petani di Sulsel diproyeksikan merasakan manfaatnya.
Kondisi ini sekaligus mendorong peningkatan produktivitas pertanian Sulsel sebagai daerah penyangga pangan nasional yang selama ini mencatat surplus beras rata-rata 2,5 juta ton per tahun.(*)
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |