https://makassar.times.co.id/
Berita

Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Disabilitas, BKKBN Jatim Gandeng STKIP PGRI Pacitan

Kamis, 27 November 2025 - 11:32
Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Disabilitas, BKKBN Jatim Gandeng STKIP PGRI Pacitan Edukasi kesehatan reproduksi, gizi dan perencanaan masa depan bagi remaja melalui aplikasi BKKBN Jatim berkolaborasi dengan STKIP PGRI Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES MAKASSAR, PACITAN – BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Timur bersama STKIP PGRI Pacitan menggelar kegiatan edukasi bertajuk Edukasi Kesehatan Reproduksi, Gizi dan Perencanaan Masa Depan bagi Remaja, Kamis (27/11/2025). 

Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid, memadukan pertemuan langsung di Aula STKIP PGRI Pacitan dan daring melalui online meeting yang diikuti peserta se-Jawa Timur.

Kegiatan ini menyasar pelajar, guru, serta pemangku kepentingan yang bergerak dalam pendampingan remaja, khususnya remaja berkebutuhan khusus. 

Acara dimulai pukul 08.00 WIB hingga selesai dan menghadirkan dua narasumber, yakni Chusna Apriyanti, M.Pd., B.I., dosen STKIP PGRI Pacitan sekaligus pengembang aplikasi SISE Edu, serta Maulida Raviola, pegiat isu orang muda dan hak asasi manusia.

STKIP-PGRI-Pacitan-B.jpg

Dalam paparannya, Chusna Apriyanti memperkenalkan pemanfaatan Aplikasi LMS SISE Edu sebagai media pembelajaran kesehatan reproduksi yang dirancang lebih inklusif dan ramah bagi siswa disabilitas. 

Aplikasi tersebut dikembangkan agar mudah dipahami oleh siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan pendekatan visual dan bahasa sederhana.

Sementara itu, Maulida Raviola membawakan materi bertajuk “Modul Tentang Kita”, yang menekankan pentingnya pemenuhan hak-hak reproduksi remaja sebagai bagian dari hak asasi manusia. 

Ia menjelaskan bahwa setiap remaja berhak memperoleh informasi kesehatan reproduksi yang benar tanpa diskriminasi.

Perlindungan Aset Penting Remaja

Ketua STKIP PGRI Pacitan, Bakti Sutopo, menyampaikan apresiasi atas keterlibatan dosennya dalam pengembangan aplikasi edukasi tersebut.

Ia menegaskan bahwa kesehatan reproduksi merupakan aset penting bagi masa depan manusia, termasuk bagi remaja penyandang disabilitas.

“Kami bangga bisa andil dalam pengembangan sumber daya manusia. Hak kesehatan reproduksi juga harus menjangkau remaja dengan kebutuhan khusus. Kami tidak membeda-bedakan pelayanan karena mereka justru kelompok yang lebih rentan,” ujar Bakti.

Menurutnya, pemberian informasi yang benar terkait kesehatan reproduksi menjadi bagian dari kewajiban perguruan tinggi melalui Tri Dharma.

Ia berharap aplikasi SISE Edu dapat terus dikembangkan menjadi model edukasi nasional bagi remaja berkebutuhan khusus.

“Kami berharap kerja sama ini terus berlanjut untuk mewujudkan persamaan hak remaja di Indonesia,” tegasnya.

STKIP-PGRI-Pacitan-C.jpg

Hak Kesehatan Reproduksi

Sementara itu, Kepala Dinas PPKB dan PPPA Kabupaten Pacitan Jayuk Susilaningtyas mengapresiasi sosialisasi pemanfaatan aplikasi tersebut. 

Ia menyatakan bahwa hak atas kesehatan reproduksi adalah hak asasi yang melekat pada setiap individu, termasuk hak memperoleh informasi, layanan kesehatan, perlindungan dari kekerasan seksual, hingga kebebasan menentukan masa depan.

Menurut Jayuk, aplikasi SISE Edu merupakan kelanjutan dari kegiatan sosialisasi yang sebelumnya telah dilakukan di SLB YKK Pacitan. Saat uji coba, siswa SLB mengakses aplikasi tersebut menggunakan laptop dan dinilai cukup mudah dipahami.

“Saat ini penyandang disabilitas memang perlu mendapat perhatian khusus, termasuk dalam hal kesehatan reproduksi. Aplikasi ini dirancang lebih sederhana agar mudah dicerna oleh siswa SLB,” jelasnya.

Ia menambahkan, upaya ini sejalan dengan komitmen pemerintah daerah dalam menyiapkan generasi masa depan yang sehat dan berkualitas. Namun, menurutnya, penguatan kesehatan reproduksi tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri.

“Perlu kolaborasi kuat antara sekolah, perguruan tinggi dan pemerintah daerah. Kami sangat mengapresiasi dukungan BKKBN Jatim yang telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan ini,” ujarnya.

Informasi yang Inklusif

Kepala Perwakilan BKKBN Jatim yang diwakili Ketua Tim Kerja Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK), Sofia Hanik, menyampaikan bahwa pascatransformasi menjadi kementerian, fokus lembaganya makin kuat pada isu kependudukan dan kesejahteraan keluarga dari pra-remaja hingga lansia.

“Semua remaja berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi. Karena itu kami meluncurkan modul inklusif bagi remaja. Alhamdulillah, STKIP PGRI Pacitan juga meluncurkan aplikasi SISE Edu untuk anak berkebutuhan khusus,” ujar Sofia melalui sambungan Zoom.

Ia berharap aplikasi tersebut dapat menjadi sarana pembelajaran bagi seluruh SLB di Jawa Timur. Di tengah derasnya arus informasi dan teknologi, menurutnya, aksesibilitas remaja disabilitas terhadap informasi yang benar harus terus ditingkatkan.

Turut hadir, Penanggung Jawab Kegiatan Bina Ketahanan Remaja Fonny Indri Hartanti, SPsi, MPsi, jajaran pimpinan STKIP PGRI Pacitan, kepala OPD KB kabupaten/kota se-Jawa Timur, kepala sekolah dan guru SLB se-Jawa Timur secara daring dan kepala serta guru SLB se-Kabupaten Pacitan secara luring.

Seluruh peserta diharapkan dapat memahami konsep kesehatan reproduksi secara utuh serta mengadaptasikan pemanfaatan aplikasi SISE Edu di masing-masing satuan pendidikan. 

Sinergi lintas sektor tersebut untuk memperkuat perlindungan dan perencanaan masa depan remaja Jawa Timur, khususnya remaja berkebutuhan khusus di Kabupaten Pacitan. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Makassar just now

Welcome to TIMES Makassar

TIMES Makassar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.